Dalam proses produksi video, khususnya untuk keperluan iklan dan konten brand, ada banyak istilah teknis yang sering terdengar: copywriting, screenwriting, storyboard, storyline, tagline, dan video supers. Meskipun sering digunakan secara bergantian, sebenarnya masing-masing punya fungsi yang sangat berbeda. Salah paham soal ini bisa menyebabkan miskomunikasi antara klien dan tim kreatif, atau bahkan hasil akhir yang tidak sesuai harapan.
Artikel ini akan menjelaskan secara tuntas apa peran dari masing-masing elemen tersebut, dalam konteks kerja sama antara agensi kreatif dan klien, agar kamu bisa lebih percaya diri saat menyusun brief, mengoreksi naskah, atau menyampaikan ide kreatif kepada tim produksi.
Copywriting
Copywriting adalah seni menulis teks promosi atau pemasaran. Dalam konteks video, copywriting menyangkut semua bentuk teks yang ditulis untuk menjual produk, membangun brand awareness, atau menyampaikan pesan tertentu secara persuasif.
Contoh copywriting:
“Nikmati sensasi dingin yang menyegarkan, hanya dalam satu tegukan.”
Copywriting bisa muncul di berbagai elemen video:
- Dialog karakter
- Voice-over
- Teks di layar
- Narasi
- Judul kampanye
- Caption media sosial
Tugas utama copywriter adalah memilih kata-kata yang tepat, singkat, dan berdampak. Copywriting tidak selalu menceritakan cerita panjang. Justru yang penting adalah bagaimana kata-kata tersebut menyentuh emosi, menstimulus tindakan (call to action), atau menciptakan citra merek yang kuat di benak penonton.
Screenwriting
Screenwriting adalah penulisan skenario lengkap untuk video atau film. Berbeda dengan copywriting yang fokus pada teks promosi, screenwriting lebih fokus pada struktur naratif, adegan, dialog, dan transisi visual.
Dalam iklan berdurasi pendek (misalnya 30 detik), screenwriting tetap digunakan untuk menyusun struktur alur: dari pembukaan, konflik, hingga solusi atau punchline. Bahkan untuk video pendek di media sosial, penulisan skenario tetap penting agar cerita tetap mengalir dan terasa utuh.
Format screenwriting biasanya mencakup:
- Deskripsi adegan (visual)
- Dialog antar karakter
- Arahan teknis (opsional, tergantung tim)
- Emosi atau ekspresi tokoh
Contoh bagian script:
INT. KAMAR – MALAM
Seorang desainer grafis duduk termenung di depan layar laptop yang kosong. Ia menghela napas. Tangannya gemetar, ia berdiri dan membuka kulkas.
Screenwriting adalah kerangka utama video. Semua elemen produksi akan merujuk ke sini: mulai dari kameramen, sutradara, hingga editor.
Storyboard
Storyboard adalah versi visual dari skenario. Ini adalah serangkaian gambar (bisa sketsa kasar atau ilustrasi digital) yang menunjukkan bagaimana setiap adegan akan terlihat di layar. Storyboard membantu klien dan tim produksi membayangkan hasil akhir video sebelum proses syuting dimulai.
Dalam satu panel storyboard biasanya ada:
- Gambar situasi/adegan
- Keterangan visual (pergerakan kamera, sudut pengambilan gambar)
- Cuplikan dialog (jika ada)
- Arahan teknis lainnya
Storyboard sangat penting dalam presentasi ke klien karena mereka bisa langsung melihat “rasa” dan “alur” visual dari iklan tersebut. Bagi tim produksi, ini adalah panduan utama saat pengambilan gambar.
Storyboard bukan alat promosi, melainkan alat komunikasi antara kreator dan klien, atau antara sutradara dan kru produksi.
Storyline
Storyline adalah ringkasan cerita secara naratif yang menunjukkan alur besar dari awal sampai akhir. Storyline biasanya ditulis dalam 1 paragraf atau poin-poin singkat. Ini bukan script detail, melainkan kerangka naratif.
Contoh storyline untuk video iklan:
Seorang wanita bangun kesiangan dan tergesa-gesa bersiap ke kantor. Di tengah kekacauan pagi, ia menemukan sebotol parfum yang membuat harinya berubah. Aroma tersebut membangkitkan rasa percaya diri dan memikat perhatian orang-orang sepanjang hari.
Storyline digunakan sebagai tahap awal untuk menyusun ide. Bisa diberikan ke klien sebagai gambaran konsep sebelum script dibuat. Storyline juga berguna untuk membantu klien memahami ide besar tanpa harus membaca script teknis.
Tagline
Tagline adalah kalimat pendek yang digunakan untuk keperluan promosi atau identitas kampanye. Dalam video, tagline bisa muncul di akhir iklan, di layar terakhir, atau disisipkan dalam dialog.
Tagline bersifat branding, bukan storytelling. Ia menjual “perasaan” dari produk atau kampanye. Contohnya:
“Segar Tiap Saat”
“Berani Tampil Beda”
“Mulai Hari dengan Senyuman”
Tagline harus mudah diingat, sederhana, dan menggambarkan kepribadian brand atau pesannya secara langsung. Di dunia periklanan, tagline kadang menjadi elemen paling ikonik yang membekas di benak konsumen.
Video Supers
Supers (atau video supers) adalah teks yang muncul di layar selama video berlangsung. Biasanya digunakan untuk memperkuat pesan visual atau memberi informasi tambahan. Misalnya:
- Nama produk
- Call to action
- Highlight keunggulan produk
- Keterangan lokasi, waktu, atau harga
- Format testimonial atau kutipan
Contoh supers dalam video:
“Dengan kandungan vitamin C 1000mg”
“Hanya Rp9.900 di minimarket terdekat”
“Ayo #MoveBetter sekarang juga”
Supers harus dirancang singkat dan mudah dibaca. Font, warna, dan animasi harus disesuaikan dengan identitas visual brand. Supers bekerja sama dengan voice-over dan visual, jadi tidak boleh saling mengulang terlalu persis.
Kapan Menggunakan Masing-Masing?
Ketika agensi membuat proposal video untuk klien, urutannya biasanya begini:
- Storyline dulu untuk menyampaikan ide cerita besar
- Setelah disetujui, masuk ke screenwriting
- Lalu dibuat storyboard untuk menunjang visualisasi
- Copywriting digunakan untuk menyusun narasi, dialog, voice-over, dan teks iklan
- Tagline disiapkan untuk elemen branding
- Video supers dimasukkan di bagian editing, disesuaikan dengan arah kreatif
Semua elemen ini bekerja secara menyatu, dan jika dipahami dengan benar oleh semua pihak, hasil akhirnya akan terasa solid, menarik, dan efektif dalam menyampaikan pesan.
Penutup
Banyak proyek video gagal bukan karena ide yang buruk, tapi karena miskomunikasi antara klien dan kreator soal elemen-elemen penting seperti skenario, visual, dan copy. Dengan memahami perbedaan dan peran masing-masing elemen — copywriting, screenwriting, storyboard, storyline, tagline, dan video supers — kamu bisa menjadi klien atau kreator yang lebih siap dalam kolaborasi.
Jika kamu adalah brand yang ingin membuat video kampanye atau social media content, pastikan kamu tahu apa yang kamu minta dan bagaimana cara mengevaluasinya. Dan jika kamu agensi, jelaskan setiap langkah proses kreatif dengan jelas agar klien tidak hanya paham, tapi juga merasa aman dalam bekerja sama.
Kalau kamu ingin aku bantu membuat contoh untuk masing-masing elemen tadi dari satu ide kampanye, tinggal bilang saja.