Dalam dunia penulisan skenario dan copywriting, tiga istilah ini sering muncul: logline, sinopsis, dan tagline. Sekilas terdengar mirip, bahkan kadang dianggap bisa saling menggantikan, padahal ketiganya punya fungsi dan bentuk yang sangat berbeda. Memahami perbedaan ini akan sangat membantumu, baik saat menulis naskah film, merancang iklan video, maupun menyusun presentasi pitching ke klien atau investor.
Berikut penjelasan lengkap, praktis, dan bisa langsung kamu terapkan.
Logline
Logline adalah kalimat pendek yang merangkum inti cerita. Biasanya hanya terdiri dari satu atau dua kalimat. Tujuannya adalah untuk menyampaikan siapa tokoh utama dalam cerita, apa yang dia hadapi, dan mengapa cerita ini menarik. Logline digunakan untuk pitching atau mengenalkan ide cerita secara cepat.
Contoh logline:
Seorang guru SMA yang beralih menjadi produsen narkoba demi masa depan keluarganya harus menghadapi konsekuensi dunia kriminal yang brutal.
Ciri khas logline:
- Menyebutkan karakter utama
- Menjelaskan konflik utama atau tujuan karakter
- Memunculkan elemen menarik atau “hook” yang membuat orang penasaran
Logline tidak menjelaskan akhir cerita, dan tidak perlu menyebut banyak detail. Fokusnya hanya pada gambaran besar cerita yang bisa dijual ke pembaca atau produser.
Tips membuat logline:
- Hindari kalimat panjang
- Gunakan kata kerja yang kuat
- Tonjolkan konflik atau keunikan cerita
- Jangan terlalu deskriptif, cukup gambaran besar
Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan cerita secara lengkap, biasanya ditulis dalam satu paragraf hingga satu halaman. Kalau logline hanya “teaser”, maka sinopsis memberikan gambaran penuh tentang jalan cerita dari awal sampai akhir. Dalam penulisan film, sinopsis bisa menjelaskan alur cerita, transformasi karakter, dan bagaimana konflik utama terselesaikan.
Contoh sinopsis:
Walter White, seorang guru kimia di New Mexico, didiagnosis kanker paru-paru. Demi meninggalkan warisan bagi keluarganya, ia mulai memproduksi metamfetamin. Awalnya hanya untuk kebutuhan finansial, namun keputusannya menjerumuskannya ke dunia kriminal yang penuh bahaya, kebohongan, dan kekerasan. Dalam prosesnya, Walter berubah menjadi sosok yang berbeda, lebih gelap, dan penuh ambisi.
Sinopsis digunakan untuk keperluan pitching proyek, seleksi festival film, atau kebutuhan distribusi. Dalam video iklan, sinopsis bisa menjelaskan alur cerita iklan dari awal hingga akhir secara naratif, bukan teknis.
Tips membuat sinopsis:
- Ceritakan dari awal, tengah, sampai akhir
- Gunakan gaya naratif, bukan promosi
- Hindari kalimat bombastis yang terlalu menjual
- Sertakan perubahan karakter jika ada
- Jangan takut membocorkan ending kalau tujuannya untuk pitching
Tagline
Tagline adalah kalimat pendek yang digunakan untuk materi promosi. Tujuannya adalah untuk menggugah rasa ingin tahu, menyampaikan kesan emosional, atau menanamkan identitas tertentu dari film atau video iklan. Tagline sering muncul di poster, trailer, atau sebagai pembuka dan penutup video.
Berbeda dari logline atau sinopsis, tagline tidak menjelaskan isi cerita. Ia lebih seperti “caption yang menjual rasa”, dan biasanya berfungsi sebagai bagian dari branding cerita atau kampanye.
Contoh tagline film:
In space, no one can hear you scream.
Why so serious?
Fear can hold you prisoner. Hope can set you free.
Contoh tagline iklan:
Just do it.
Because you’re worth it.
Taste the feeling.
Tagline harus mudah diingat, singkat, dan punya kekuatan emosional. Kalimat ini tidak hanya menjelaskan apa film atau produk itu, tapi juga bagaimana rasanya menontonnya atau menggunakannya.
Tips membuat tagline:
- Jangan lebih dari satu kalimat
- Gunakan kata-kata sederhana tapi kuat
- Mainkan emosi: rasa penasaran, semangat, romantis, lucu, bahkan misterius
- Hindari klise seperti “kisah penuh inspirasi” atau “petualangan tak terlupakan” kecuali kamu bisa menyampaikannya dengan cara unik
Perbedaan Tiga Elemen Ini Secara Fungsi
Logline digunakan di tahap awal pengembangan cerita. Ia menjelaskan inti cerita untuk pitching. Sinopsis digunakan untuk menjelaskan alur cerita secara lengkap kepada produser, kurator festival, atau investor. Sementara tagline digunakan di tahap akhir, saat film atau video sudah jadi dan siap dipromosikan.
Logline adalah alat pitching.
Sinopsis adalah alat penilaian.
Tagline adalah alat pemasaran.
Contoh untuk Sebuah Video Iklan
Misalnya kamu sedang membuat iklan minuman energi untuk target pasar anak muda urban yang suka begadang.
Logline:
Seorang desainer grafis yang kehilangan semangat kerja di tengah malam mendapatkan kembali energinya dari satu tegukan minuman dingin, yang mengubah mood dan idenya mengalir deras.
Sinopsis:
Iklan dimulai dengan seorang desainer di kamarnya yang sempit, menatap layar kosong di tengah malam. Ia tampak frustrasi. Ia membuka kulkas, mengambil satu kaleng minuman energi, lalu meminumnya. Musik berubah, warna ruangan menjadi lebih hidup. Ide-ide muncul, tangan bergerak cepat di atas tablet, layar mulai terisi desain visual yang keren. Iklan ditutup dengan senyum puas si desainer dan karyanya yang terkirim tepat waktu.
Tagline:
Biar Nyalanya Nggak Padam
Penutup
Logline, sinopsis, dan tagline adalah tiga alat komunikasi penting dalam proses kreatif film dan iklan. Masing-masing punya waktu dan tempatnya sendiri. Sebagai kreator, memahami perbedaan dan tahu cara membuatnya akan membantumu tidak hanya dalam menulis, tapi juga dalam menjual dan mempresentasikan ide dengan lebih profesional.
Kalau kamu bisa menulis cerita yang bagus tapi tidak bisa merangkumnya dalam logline atau sinopsis yang menarik, ide brilianmu bisa saja tidak pernah diproduksi. Begitu juga jika video iklanmu tidak punya tagline yang nempel di kepala, audiens bisa langsung lupa.
Jadi, sebelum mulai menulis cerita panjang, coba dulu uji kekuatannya dalam satu kalimat logline, lalu kembangkan jadi sinopsis, dan bayangkan apa tagline-nya. Ini akan sangat membantu dalam proses kreatif dan strategimu.